Sepucuk Surat Rindu

dear

Kadang hujan menyimpan rindu, rindu yang mengental rasa, mengalir sebening air surga.
Kadang tawa dan tangis sesekali tak bisa dihantarkan hanya lewat suara, desaunya pun barangkali akan rapuh dimakan waktu, berlumur senja, dan kita berada pada jarak yang tak terukur.
Sudikah kamu menunggu? Barangkali beberapa purnama lamanya.
Ketika aku mengutara, dan mungkin kamu masih tetap pada jejak kita dulu.
Setelah itu, mari kita gantungkan asa yang kita lipat dulu, bersama.
Aku akan mengajakmu seperti sedianya ombak mengajak air bertemu pasir di ujung pantai.
Sebelum mentari bergerak membujur, sebelum aku mati dalam kesepian dan kamu letih dalam penantian.
Fittrie meyllia
Japan, 15.40 JST

Create a free website or blog at WordPress.com.

Up ↑