Pilu Hujan Sore ini

pilu hujanHujan, kali ini mungkin bukan rindu yang kau hantarkan kemari.
Seiring bau air, air mata kesedihan yang cukup deras, bahkan mungkin terbenam dan menyelinap seperti embun pada rerumputan hati.
Dan benar saja kini kudapati lara bergelayut pada senja ini. Mendengar kisah dari negeri tatkala ku bangun asa dan kurajut mimpi diperantauan sunyi..
Duka, sedu sedan, bahkan tangis kini melebur dalam rayuan genangan air.
aku yang mulai rapuh, rapuh melemaskan nadi, melepaskan sejuta nelangsa yang hanya dapat dititipkan lewat angin, mencapai kebebasan.
Kabar ini datangnya bukan tak bertuan, bukan tak nyata.
datangnya berkali-kali memporak porandakan hati yang pongah, lengah.
Aku disini, betapa haus untuk kembali, barang sebentar memeluk sebelum pusara menjadi rumahmu, dan nisan menjadi atapmu.
Kini, bahkan nanti, tak ada lagi yang menjadi tujuan kemana dan untuk siapa aku pulang.
Tak ada yang ditunggu dan tak ada yang menunggu.
Dingin dan kelabu, mungkin hujan hari ini pun tau seprti apa rupaku, sejenak beradu pilu dengan bahasa, bercengkrama dalam ilusi malam. Menanti hari untuk dapat pulang, dan singgah di peristirahatanmu kelak.
Tsu-shi, Japan. July 27th 2013, 01.20 JST
Fittrie Meyllia
dedicated to my beloved Grandma..May you rest in peace oma, thanks for took care of me and grown me since my mom died when I was so young. yoe were realy like my  real Mom. 
I was deeply saddened, Although the pain seems like it will never end, I ‘ll never forget your beautiful smile and all the memories spent with you. forever gone, but never forgotten.,

Create a free website or blog at WordPress.com.

Up ↑