Ketika Hujan

Tiba-tiba saja hujan membuka ruang, memberi sedikit kesempatan dan waktu untuk kamu dan aku berteduh pada tempat yang sama.

Hujan setidaknya pernah menyaksikan kita didepan toko tua bersama para pengendara lain yang setengah basah dan hanya diam berdiri dalam rasa dingin.

Sebenarnya kala itu, aku lebih banyak menyaksikan kamu ketimbang melihat pedagang yang sibuk berkemas dan bergegas menutup kios-kios kecilnya atau pengendara roda dua yang sibuk membuka jas hujan dengan muka menggigil.

Hujan, hentilah sedikit, karena aku mulai kesulitan untuk berbisik, terbata-bata menyelsaikan satu kalimat sedangkan dia hanya diam sendiri hingga akhirnya kamu usai juga dalam ujung tanda tanyaku.

Sejak itulah, sejenak hujan menumpang dalam perasaanku, setiap datangnya selalu mengentalkan rindu.

Rindu yang biasa menelangsakan raga, ketika wujudmu tak nyata. Maka kembalilah seperti pelangi yang datang tak terkira setelah hujan lalu, meski tanpa sahut terpaku, dan sekelumit kisah bisa kuceritakan padamu saja.

YOU always whipping arround my mind.
Fittrie Meyllia

 

Leave a comment

Blog at WordPress.com.

Up ↑