Aku Pergi

Aku harus pergi ke tempat yang tak akan mencari lagi, tak akan mengejar lagi. Tempat yang tak akan menunjukan jalan menuju kamu lagi, sampai kapanpun, sampai seharusnya kamu lupa pernah melepaskan uluran tanganku. Sampai semestinya kamu lupa pernah mencariku.

Aku pergi bukan karena merasa lelah, aku mundur bukan karena merasa kalah.
Kau saja tidak pernah mengizinkanku bertarung dalam permainanmu, bukan? Jadi bagaimana bisa aku lelah dan kalah? Aku hanya penyimak yang dengan sengaja membiarkan hati menunggumu di luar arena.
Dan kau hanya berisyarat agar aku tetap diam tak kemana.
Tadinya, aku ingin menyaksikanmu hingga selesai. Siapa menjuarai siapa dan untuk berapa lama.
Tapi bagiku, tak ada artinya. Tak lebih dari kesia-siaan memalukan. Pada akhirnya kamu tidak akan menemuiku. Barang sebentar bertanya soal hati. Tidak sama sekali.
Hingga lantas aku pergi, kau tak sadar juga ada langkah yang bergerak mundur, ada pijakan yang tinggal jejak.
Padahal daripadanya, kamu pernah terlampau tertawa, melepas penat dan semu.
Dan daripadanya nanti, akan kukirimkan senyum selamat untukmu. Yang pada akhirnya Tuhan kirimkan untuk menjagamu. Semoga yang membuatmu tak akan pernah menangis, tak akan pernah kecewa lagi.

Aku pergi, tidak untuk dicari tidak untuk dikejar. Bukan untuk bercanda dan bukan untuk kembali. Hanya karena memang sudah saatnya harus pergi.

Jakarta, 27 Februari 2015 00.23
Fittrie Meyllia

Leave a comment

Blog at WordPress.com.

Up ↑